Indonesiasentris.com | Pagi itu di sebuah desa pesisir di Sulawesi, nelayan bernama Pak Hasan memandangi laut yang dulu menjadi sumber penghidupannya. Airnya kini keruh, jaringnya sering tersangkut sampah plastik, dan ikan yang ia tangkap tak lagi sebanyak dulu. “Dulu, sekali melaut sudah cukup untuk makan seminggu,” katanya sambil tersenyum getir. Cerita Pak Hasan hanyalah satu dari sekian banyak kisah nyata tentang perubahan lingkungan di Indonesia.
Negeri ini begitu kaya. Dari Sabang sampai Merauke, bentangan hutan tropis yang lebat, sungai-sungai yang mengalir deras, dan laut biru yang penuh ikan adalah anugerah yang membuat dunia memandang Indonesia dengan kagum. Namun, kekayaan itu juga membawa tanggung jawab besar: menjaganya agar tetap lestari. Lihat https://dinaslingkunganhidup.id/.
Alam Indonesia: Rumah Besar yang Rapuh
Lingkungan hidup adalah rumah besar bagi semua makhluk. Di dalamnya, manusia, hewan, tumbuhan, dan seluruh ekosistem saling terhubung. Di Indonesia, rumah besar ini memiliki keunikan yang jarang dimiliki negara lain:
- Hutan hujan tropis yang menjadi paru-paru dunia.
 - Keanekaragaman hayati yang mencakup satwa langka seperti orangutan, harimau sumatra, dan komodo.
 - Laut dan pesisir yang menyimpan sumber pangan sekaligus benteng alami dari abrasi.
 
Namun, rumah besar ini mulai rapuh. Hutan terbakar, laut tercemar, dan udara di beberapa kota penuh polusi. Jika kita mengabaikannya, kerusakan ini akan menjadi warisan pahit untuk anak cucu kita.
Tantangan Besar yang Dihadapi Indonesia
Ada beberapa tantangan nyata yang sedang kita hadapi:
- Deforestasi
Penebangan hutan untuk perkebunan sawit, tambang, atau permukiman telah menghilangkan jutaan hektar hutan. Hilangnya hutan berarti hilangnya habitat satwa, terganggunya siklus air, dan meningkatnya emisi karbon. - Sampah Plastik
Sungai-sungai di Indonesia kini sering dipenuhi botol, kantong plastik, dan sedotan sekali pakai. Bahkan, beberapa penelitian menemukan mikroplastik di ikan yang dijual di pasar. - Pencemaran Udara
Asap kendaraan bermotor di kota besar seperti Jakarta atau Surabaya, ditambah pembakaran lahan di Sumatra dan Kalimantan, membuat kualitas udara memburuk. - Perubahan Iklim
Kenaikan suhu, musim yang tak menentu, dan naiknya permukaan laut menjadi ancaman serius, terutama bagi daerah pesisir dan pulau-pulau kecil. 
Dampaknya Nyata di Kehidupan Kita
Kerusakan lingkungan bukanlah sesuatu yang “nanti” akan kita rasakan. Dampaknya sudah ada di sekitar kita:
- Nelayan kehilangan tangkapan karena laut tercemar.
 - Petani merugi karena musim hujan dan kemarau tak lagi teratur.
 - Kesehatan terganggu akibat polusi udara dan air.
 - Bencana alam meningkat, seperti banjir, longsor, dan kekeringan.
 
Bahkan, data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa sebagian besar bencana di Indonesia dalam satu dekade terakhir adalah bencana hidrometeorologi, yang erat kaitannya dengan kerusakan lingkungan.
Langkah-Langkah yang Bisa Kita Lakukan
Memang benar, masalah lingkungan Indonesia terasa besar. Tapi perubahan selalu dimulai dari langkah kecil. Ada banyak hal sederhana yang bisa kita lakukan:
- Kurangi Plastik Sekali Pakai
Gunakan tas belanja kain, botol minum isi ulang, dan hindari sedotan plastik. - Tanam Pohon dan Rawat Tanaman
Pohon adalah penyaring udara alami dan penahan erosi. Bahkan menanam di halaman rumah pun membantu. - Pilah dan Olah Sampah
Sampah organik bisa diubah menjadi kompos, sementara sampah anorganik bisa didaur ulang. - Hemat Air dan Listrik
Mematikan keran dan lampu ketika tidak digunakan bukan hanya menghemat biaya, tapi juga menyelamatkan sumber daya. - Gunakan Transportasi Ramah Lingkungan
Naik sepeda, berjalan kaki, atau menggunakan transportasi umum dapat mengurangi polusi udara. 
Peran Teknologi dan Kebijakan
Indonesia tidak hanya mengandalkan kesadaran individu, tetapi juga membutuhkan kebijakan dan teknologi:
- Energi Terbarukan seperti panel surya dan tenaga angin mulai digunakan di beberapa daerah.
 - Program Bank Sampah yang membuat sampah memiliki nilai ekonomi.
 - Rehabilitasi Hutan dan Mangrove untuk mengembalikan fungsi ekosistem dan melindungi pesisir.
 
Pemerintah juga telah menetapkan target pengurangan sampah plastik laut hingga 70% pada tahun 2025, meski tantangannya masih besar.
Pendidikan Lingkungan: Menanamkan Kesadaran Sejak Dini
Tidak ada perubahan yang bertahan lama tanpa pendidikan. Anak-anak perlu diajarkan sejak kecil tentang pentingnya menjaga kebersihan, menghemat air, dan mencintai alam. Sekolah bisa menjadi tempat awal dengan program seperti:
- Menanam pohon di halaman sekolah.
 - Membuat kebun sayur.
 - Lomba kreativitas dari barang bekas.
 
Dengan begitu, generasi masa depan akan tumbuh dengan kebiasaan yang lebih ramah lingkungan. Lihat https://dinaslingkunganhidup.id/
Harapan untuk Indonesia
Bayangkan jika di masa depan, sungai-sungai kita kembali jernih, udara kembali segar, dan hutan-hutan hijau rimbun. Anak cucu kita bisa bermain di alam tanpa takut polusi, dan nelayan kembali melaut dengan hasil yang melimpah. Harapan itu bukan mustahil, tapi membutuhkan kerja sama semua pihak — pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.
Indonesia adalah rumah kita, dan rumah yang baik harus dijaga bersama. Kita mungkin tidak bisa memperbaiki semua kerusakan sekaligus, tetapi kita bisa memulai dari langkah kecil hari ini. Setiap botol plastik yang kita hindari, setiap pohon yang kita tanam, dan setiap kebiasaan baik yang kita ajarkan adalah investasi untuk masa depan.[]