Indonesiasentris.com | Sebagai bagian dari perjalanan transformatif sistem Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menuju Outcome Based Education (OBE), Universitas Pamulang (UNPAM) terus berkomitmen untuk membangun kurikulum yang berorientasi pada capaian hasil belajar dan kompetensi nyata lulusan. Perubahan paradigma ini menjadi langkah strategis dalam memastikan bahwa setiap alumni tidak hanya memiliki kemampuan teoritis, tetapi juga kecakapan praktis yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja, industri, dan masyarakat.
Dalam semangat perbaikan berkelanjutan (continuous improvement), Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNPAM, menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) pada Sabtu, 8 November 2025, pukul 13.00–16.30 WIB, bertempat di Ruang Rektorat UNPAM Pusat, Pamulang.
Kegiatan ini melibatkan beragam pemangku kepentingan, di antaranya alumni, asosiasi profesi, dosen pengembang SDM, praktisi keuangan, wirausaha, pelaku bisnis, perwakilan pemerintah, serta mitra industri. FGD ini bertujuan menggali masukan, umpan balik (feedback), serta analisis situasional terhadap implementasi kurikulum yang sedang berjalan, khususnya dalam konteks transisi menuju pendekatan OBE.
Diskusi berlangsung dinamis dan menghasilkan berbagai pandangan konstruktif mengenai arah pengembangan kurikulum ke depan. Para peserta menekankan pentingnya memperkuat kompetensi lulusan berbasis hasil (learning outcomes) yang terukur melalui pengalaman nyata di lapangan. Selain itu, muncul usulan agar mata kuliah tidak hanya menekankan aspek konseptual dan teoritis, tetapi juga memperluas porsi praktik terapan, project-based learning, dan entrepreneurial mindset development.
Melalui kegiatan ini, UNPAM menunjukkan komitmennya dalam membangun sistem pendidikan tinggi yang adaptif, relevan, dan berorientasi hasil, sejalan dengan visi universitas untuk mencetak lulusan unggul, profesional, dan berdaya saing global. Proses restorasi kurikulum berbasis OBE diharapkan menjadi pondasi penting dalam membentuk arah baru pendidikan tinggi yang responsif terhadap perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat dan pelaku dunia usaha dan industri.
Sebagai alumni, dosen pengajar di bidang Sumber Daya Manusia, sekaligus praktisi industri yang berpengalaman dalam pengembangan SDM, kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini menjadi momentum berharga untuk memberikan saran dan rekomendasi strategis bagi kemajuan Universitas Pamulang (UNPAM) di masa mendatang.
Keterlibatan langsung dari para praktisi dan akademisi di bidang SDM memiliki nilai penting dalam memastikan bahwa kurikulum yang dikembangkan benar-benar selaras dengan kebutuhan dunia kerja dan industri. Pandangan yang diberikan tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga pada penguatan kompetensi profesional, etika kerja, kemampuan adaptasi, serta soft skills yang sangat dibutuhkan oleh dunia industri modern.
Melalui diskusi terbuka ini, para peserta berharap UNPAM dapat terus berinovasi dalam merancang kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE) yang berorientasi pada capaian hasil nyata. Lulusan diharapkan tidak hanya memiliki kemampuan teoritis yang kuat, tetapi juga mampu mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional dalam menghadapi tantangan dunia kerja yang dinamis dan kompetitif.
Keterpaduan antara dunia akademik dan dunia industri seperti ini menjadi kunci utama dalam mewujudkan visi UNPAM sebagai universitas yang unggul, berdaya saing, dan berkontribusi nyata terhadap pembangunan sumber daya manusia Indonesia.
Kerangka Hirarki Konseptual: Dari Input hingga Sustainability dalam Pengembangan Kurikulum OBE di UNPAM
Dalam merancang dan mengimplementasikan kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE), penting untuk memahami alur berpikir yang bersifat hirarkis dan sistemik, yaitu dari input, process, output, outcome, hingga impact dan sustainability. Setiap tahapan memiliki peran strategis dalam membentuk kualitas pembelajaran, relevansi kurikulum, serta daya saing lulusan.
1. Input (Masukan)
Tahapan input merupakan fondasi awal dalam penyusunan kurikulum. Pada tahap ini, fokus diarahkan pada perencanaan struktur kurikulum dan pemetaan dosen berdasarkan kompetensi, pengalaman profesional, dan bidang keahliannya.
Kesesuaian antara mata kuliah yang diampu dan latar belakang dosen menjadi kunci agar proses pembelajaran berlangsung efektif dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Selain itu, proses penyusunan kurikulum harus mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak — seperti alumni, asosiasi profesi, dunia industri, serta kebutuhan nasional dan global — agar rancangan kurikulum benar-benar berbasis pada kebutuhan nyata (needs-based curriculum design).
2. Process (Proses Pembelajaran)
Tahap process merupakan inti pelaksanaan kurikulum. Pada fase ini, dosen berperan tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai fasilitator dan motivator pembelajaran aktif. Pembelajaran diarahkan untuk memperkuat keterampilan praktis, kemampuan berpikir kritis, kolaboratif, serta pemecahan masalah, bukan sekadar penyerapan teori.
Evaluasi proses dilakukan secara berkelanjutan dan individual, untuk mengukur sejauh mana mahasiswa memahami materi, menguasai keterampilan, serta mampu menerapkannya dalam konteks nyata. Pendekatan seperti project-based learning, case study, dan problem-based learning menjadi metode strategis dalam memperkuat tahapan ini.
3. Output (Keluaran Pembelajaran)
Tahap output berfokus pada hasil langsung dari proses pembelajaran, yakni kemampuan mahasiswa dalam memahami, menganalisis, dan mengintegrasikan pengetahuan antar mata kuliah.
Pada tahap ini, dosen diharapkan mampu melibatkan mahasiswa dalam berbagai kegiatan yang mengasah keterampilan analitis, reflektif, dan kolaboratif — seperti tugas proyek, riset terapan, serta simulasi bisnis atau industri. Hasilnya diukur melalui capaian pembelajaran mata kuliah (CPMK) yang mendukung Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) secara keseluruhan.
4. Outcome (Capaian Nyata)
Tahapan outcome menggambarkan kemampuan mahasiswa setelah menyelesaikan proses pendidikan. Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang diperoleh secara percaya diri di dunia kerja dan masyarakat. Capaian ini menunjukkan keberhasilan kurikulum dalam menyiapkan lulusan yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga memiliki etika profesional, jiwa kewirausahaan, dan kemampuan adaptif terhadap perubahan industri.
5. Impact (Dampak)
Tahapan impact menekankan pada dampak jangka menengah dan panjang terhadap berbagai pemangku kepentingan — termasuk dunia usaha, industri, lembaga pemerintah, dan masyarakat luas.
Lulusan yang kompeten akan berkontribusi positif terhadap peningkatan produktivitas, inovasi, serta reputasi universitas di mata publik dan mitra eksternal. Dampak ini menjadi indikator bahwa UNPAM berhasil menciptakan ekosistem pendidikan yang bernilai dan bermanfaat bagi pembangunan bangsa.
6. Sustainability (Keberlanjutan)
Tahap akhir dalam siklus ini adalah sustainability, yaitu upaya menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan. UNPAM diharapkan terus melakukan evaluasi, refleksi, dan pembaruan kurikulum sesuai perkembangan zaman dan kebutuhan industri.
Keberlanjutan ini mencakup penguatan jejaring dengan stakeholder, peningkatan kualitas dosen, serta komitmen menjaga reputasi universitas sebagai lembaga pendidikan yang unggul, relevan, dan berorientasi masa depan. Dengan demikian, alumni UNPAM menjadi representasi nyata dari keberhasilan sistem pendidikan tinggi yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi di tingkat nasional maupun global.
Rekomendasi Kompetensi dan Penguatan Mata Kuliah Berbasis OBE
Hasil Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Program Studi Manajemen UNPAM memberikan sejumlah masukan penting terkait penguatan kompetensi lulusan dan penyempurnaan struktur kurikulum agar lebih relevan dengan perkembangan dunia industri dan kebutuhan pasar kerja masa depan.
Beberapa rekomendasi yang mengemuka menekankan pentingnya penyesuaian kurikulum terhadap dinamika digitalisasi, inovasi manajerial, dan kemampuan praktikal mahasiswa. Beberapa bidang penguatan yang disarankan meliputi:
Manajemen Teknologi dan Desain Digital
Mata kuliah ini berfokus pada kemampuan mahasiswa memahami penerapan teknologi digital dalam proses manajerial, termasuk digital design thinking, sistem informasi manajemen, serta penggunaan alat bantu teknologi untuk efisiensi organisasi. Mahasiswa diharapkan mampu beradaptasi dengan transformasi digital di berbagai sektor bisnis.
Manajemen Inovasi dan Perubahan Jangka Panjang
Kompetensi ini menekankan pentingnya kemampuan adaptif terhadap perubahan organisasi, pengembangan strategi inovatif, serta kepemimpinan dalam mengelola perubahan berkelanjutan (change management). Mata kuliah ini juga berfungsi membekali mahasiswa dengan wawasan strategis dalam menghadapi tantangan global.
Facility Management dan Pengelolaan SDM Terintegrasi
Pembelajaran diarahkan pada pemahaman yang lebih komprehensif mengenai pengelolaan sumber daya manusia, aset, dan fasilitas organisasi secara efisien. Mahasiswa dilatih untuk memiliki keterampilan manajerial yang memadukan aspek operasional, keamanan, kenyamanan, serta efektivitas kerja dalam konteks organisasi modern.
Bahasa Inggris Terapan dan Komunikasi Profesional
Rekomendasi FGD menegaskan bahwa kemampuan bahasa Inggris tidak hanya diukur melalui nilai TOEFL, tetapi harus ditingkatkan pada aspek praktikal — seperti conversation skill, public speaking, penulisan bisnis (business writing), dan negosiasi internasional. Tujuannya adalah mencetak lulusan yang percaya diri dan kompeten dalam komunikasi lintas budaya.
Public Speaking dan Personal Branding
Mahasiswa perlu dibekali kemampuan berbicara di depan umum, menyampaikan ide secara efektif, serta membangun kepercayaan diri profesional. Keterampilan ini krusial untuk mendukung peran lulusan sebagai pemimpin, komunikator, dan penggerak perubahan di berbagai sektor.
Manajemen Risiko dan Kepemimpinan Strategis
Kompetensi ini menyiapkan mahasiswa untuk mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko di berbagai bidang usaha. Fokus utamanya adalah pada risk awareness, decision making under uncertainty, dan resilience management, yang relevan dalam konteks bisnis modern yang penuh dinamika.
Digital Marketing dan Keuangan Terapan
Mahasiswa diharapkan memahami konsep pemasaran digital, data analytics, social media strategy, serta literasi keuangan yang kuat. Integrasi antara teknologi dan keuangan ini menjadi kebutuhan mendesak agar lulusan mampu bersaing di era ekonomi digital.
Dari keseluruhan masukan tersebut, kegiatan FGD ini menghasilkan solusi konkret dalam upaya restorasi pembelajaran berbasis OBE, yang mencakup evaluasi struktur kurikulum, penyelarasan kompetensi dosen, serta perancangan pembelajaran yang lebih aplikatif.
Proses ini sekaligus menjadi bagian dari evaluasi, perbaikan, dan monitoring berkelanjutan (continuous quality improvement) dalam sistem pendidikan UNPAM. Dengan demikian, setiap langkah penyempurnaan kurikulum tidak hanya bersifat reaktif terhadap perubahan, tetapi juga proaktif dalam mempersiapkan lulusan yang kompeten, adaptif, dan siap menghadapi tantangan global.[]
