INDONESIASENTRIS.COM | Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal (BQMI), yang berada di bawah naungan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ), meraih pencapaian membanggakan. Institusi ini resmi ditetapkan sebagai Museum Tipe A oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.
Pengakuan ini dituangkan dalam Sertifikat Standardisasi Museum tahun 2024 dengan nomor 0004/MK.B/KB.II.01/2024. Sertifikat tersebut ditandatangani langsung oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, pada tanggal 16 Desember 2024. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata komitmen BQMI dalam menjaga kualitas dan standar pengelolaan museum sesuai ketentuan nasional.
“Alhamdulillah, sertifikat penetapan BQMI sebagai Museum Tipe A telah kami terima pada Sabtu (18/01/2025). Kami berterima kasih kepada Menteri Agama, Sekretaris Jenderal, dan Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag atas arahan dan dukungannya selama ini,” ujar Kepala LPMQ Kementerian Agama, Abdul Aziz Sidqi, Senin (20/1/2024) di Jakarta.
“Semoga anugerah ini menjadi penyemangat bagi BQMI untuk meningkatkan kualitas layanan dan kontribusinya,” tambahnya.
BQMI merupakan dua museum yang saling terhubung. Bayt Al-Qur’an menampilkan berbagai khazanah Al-Qur’an, misalnya: manuskrip Al-Qur’an kuno, mushaf pusaka, mushaf-mushaf indah, mushaf cetakan, mushaf terbesar, mushaf terkecil, mushaf braille, sejarah penulisan mushaf Al-Qur’an, terjemahan Al-Qur’an dalam berbagai bahasa, serta produk budaya Qur’ani lainnya.
Adapun Museum Istiqlal menampilkan ragam khazanah keberagamaan umat Islam di Nusantara. Sebagian besar koleksinya berasal dari Festival Istiqlal berupa replika nisan dari situs arkeologi, dokumentasi masjid-masjid kuno, khazanah kaligrafi, koleksi tekstil, dan karya seni rupa, menggambarkan pelaksanaan nilai-nilai Qur’ani dalam kehidupan dan budaya umat Islam di Nusantara.
Sebagai museum, BQMI tidak hanya berfokus pada pelestarian artefak dan manuskrip bersejarah, tetapi juga pada pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya untuk masyarakat. Setiap bulan rata-rata pengunjung BQMI mencapai 13 ribu orang. Mulai dari pelajar, wisatawan umum, hingga wisatawan dari mancanegara.
“Kami bangga bahwa keberadaan BQMI dapat menjadi pusat pelestarian budaya Islam, baik tangible maupun intangible,” ujar Aziz.
Prestasi ini merupakan hasil perjuangan panjang BQMI dalam memenuhi kriteria standardisasi sesuai Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2015 tentang Permuseuman. Dalam pasal 5 ayat (2) disebutkan bahwa museum dikelompokkan menjadi tiga tipe, yaitu Museum Tipe A, B, dan C. Museum yang tidak memenuhi syarat standar masuk dalam kategori “Museum Tidak Standar”.
Proses pengajuan BQMI sebagai Museum Tipe A dimulai sejak 2018. Pada evaluasi awal, BQMI hanya memenuhi standar sebagai Museum Tipe C. Namun, hasil tersebut tidak menyurutkan semangat tim pengelola.
“Setelah di 2018 BQMI memperoleh kriteria tipe C, kami mulai mengajukan kembali pada 2019. Berbagai variabel standardisasi kami persiapkan, mulai dari kelembagaan, kapasitas SDM, operasional, penanganan koleksi, keamanan, hingga layanan publik,” jelas Ketua Tim Pengelola BQMI, Liza Mahzuma.
Proses penilaian ini diawasi Direktorat Tenaga dan Lembaga Kebudayaan (PTLK) Ditjen Kemdikbudristek. Dalam pelaksanaannya, PTLK bekerja sama dengan para ahli di bidang permuseuman, perguruan tinggi, asosiasi permuseuman, dan profesional di bidang arkeologi dan cagar budaya.
Dalam sertifikat yang diterima BQMI, Menteri Kebudayaan menitipkan pesan, “Terus berkarya dan semakin memberi makna bagi bangsa dan negara.” Pesan ini selaras dengan visi BQMI untuk melestarikan dan memajukan budaya Islam di Nusantara.
Kementerian Kebudayaan juga mengapresiasi dedikasi LPMQ dan Kementerian Agama dalam menjaga warisan budaya Islam melalui BQMI. Pencapaian ini diharapkan menjadi inspirasi bagi museum-museum lain di Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas dan perannya dalam melestarikan kebudayaan bangsa.
“Semoga, dengan status baru sebagai Museum Tipe A, BQMI akan terus berinovasi dalam memberikan layanan terbaik bagi masyarakat dan menjadi salah satu ikon museum Al-Qur’an dan kebudayaan Islam Indonesia yang membanggakan,” ucap Adimas Bayumurti, salah seorang Fungsional Pamong Budaya yang sehari-hari terlibat dalam pengelolaan BQMI optimis.[]